Thursday, September 27, 2007

Paten...

Kuliah bersama kemarin diisi sama dosen dari Hukum Unpad, dan dia cerita panjang-lebar tentang Intellectual Property in Digital Environment, intinya sih pembajakan dan kontra-pembajakan begitu..

Ini ringkasannya:

Globalisasi dibagi 3 babak besar, yaitu
1. Globalisasi 1.0 = pas

negara-negara Eropa

berkeliling dunia dengan gembira karena menemukan sumber rempah-rempah. Ini yang memicu zaman imperialisme-kolonialisme. Di titik ini, kewarganegaraan penting banget untuk menentukan status sosial seseorang. Maka, berlomba-lombalah orang mendaftar jadi anak buah kompeni.
2. GLobalisasi 2.0 =

perusahaan-perusahaan multinasional

gencar mencari tempat menjual produk-produk mereka, dan dengan gembira pula menemukan konsumen setia di negara-negara berkembang (kayak negara kita). Sekarang, ga peduli warga negara apa, asal kerjanya di perusahaan gede yang bonafid, orang udah ngerasa gaya.
3. GLobalisasi 3.0 = negara udah ga jaman, perusahaan udah banyak, sekarang giliran

KITA !

. Orang-orang dari berbagai penjuru dunia udah ga memperdulikan lagi, apa kewarganegaraan mereka, di perusahaan mana mereka bekerja, yang penting adalah apa yang bisa mereka lakukan. Prinsip 'value by do' inilah yang memicu persaingan produktivitas yang gencar saat ini.

Waktu itu dijelaskan juga masalah paten, copyrights, hak cipta, dll.
Gw baru tau, ternyata emang cuma Amerika yang melindungi patennya di seluruh dunia. ck ck, licik amat ya.. pantes orang-orang India, Cina, Indonesia juga, pada bikin paten di sana.

Monday, September 17, 2007

polisi tidur

Jalan Kucing adalah jalan dalam perumahan padat penduduk sepanjang kurang lebih 400m. jalan ini dihuni oleh warga2 menengah ke bawah. di jalan tersebut terdapat sebuah SD dan mesjid. Jalan ini biasa digunakan sebagai jalan tikus bagi pekerja2 dan pelajar dari sebua perumahan yang besar menuju kota.

jalan kucing semakin hari semakin banyak dilewati kendaraan karena berita mengenai jalan jalan tersebut dapat dijadikan alternatif kian menyebar. Hal ini berakibat kebisingan dan berbahaya bagi siswa SD di jalan tersebut. banyaknya kendaraan yang lewat juga menyebabkan polusi yang berbahaya bagi kesehatan warga. begitu juga degan kondisi jalan yang mudah rusak karena sering dilewati kendaraan.

Untuk mengurangi jumlah dan keepatan kendaraan yang lewat, ketua RT berinisiatif untuk membuat polisi tidur, tetapi tiap KK diwajibkan beriur sejumlah besar uang yang diperkirakan akan memberatkan warga. Dan juga, jika poisi tidur dibuat, tak hanya kendaraan pendatang saja yang mudah rusak, kendaraan penduduk (sekitar 30 motor dan 5 mobil) juga menjadi mudah rusak.

Polisi tidur juga dapat menyebabkan keterlambatan dan ketidaknyamanan pengguna jalan. Kemudian proses pembuatan menyebabkan transportasi terganggu untuk sementara.

Naaaaahhh,,, menurut etika, pantaskah polisi tidur di Jalan Kucing dibuat????

jawab:

1) Egoisme Etical

Keputusan : Membuat Polisi Tidur

Alasan : Keselamatan lebih penting dari apapun juga

2) Utilitarianisme

Fungsi Objektif Kebahagiaan:

Komunitas Poin kepentingan

+(8) mengurangi kebisingan 15

+(10) mencegah kecelakaan anak sekolah 20

+(5) megurangi kerusakan jalan 2

+(8) mengurangi polusi dan penyakitnya 3

-(10) biaya pembuatan 5

-(8) kerusakan bagi kendaraan warga 2

-(10) keterlambatan dan ketidaknyamanan 15

-(3) proses pembuatan 1

total: 8*15+10*20+5*2+8*3-10*5-8*2-10*15-3*1

= 135

Kesimpulan : Polisi tidur harus dibuat. dengan catatan minimal di dekat sekolah dan mesjid dan tiap 100 meter.

3) Analisis Hak

Audience :

a. Masyarakat dewasa

b. Pelajar + mahasiswa

c. Anak2x +manula

d. Ibu rumah tangga

e. Pejalan kaki

f. Pengendara

Jika dibuatkan polisi tidur, hak yang dilanggar:

- Hak untuk memakai jalan dngan lancar bagi pengguna jalan

- Hak untuk mendapat ketenangan, karena akan menambah kebisingan

Jika tidak dibuatkan polisi tidur:

- Hak untuk mendapat keamanan bagi anak2

-Hak untuk mendapat keamanan bagi manula

-Hak untuk mendapat keamanan bagi pengendara itu sendiri

Kesimpulan : dibuatkan polisi tidur

tugas ketiga

Pengaruh Teknologi tinggi dalam kultur kita:

Film :

1.

A.I.

Film ini bercerita tentang masa depan, dimana pelayan jadi robot, satpam jadi robot, dan robot jadi banyak :). pada masa ini, sumber daya alam telah menjadi sebegitu langkanya sampai-sampai untuk menciptakan konsumen baru pun (baca: anak), diperlukan persetujuan dari pemerintah.

Teknologinya: untuk “mengakali” peraturan tersebut, diciptakan robot anak bagi orangtua-orangtua yang ingin merasakan punya anak tapi tak punya izin.

Film yang bagus dan menyentuh. Berhasil memvisualisasikan robot yang tangguh, keren, tapi rapuh.
2.

.hack//

Sebuah game online berjudul “The World” baru dirilis. Game revolusioner ini mampu membawa kesadaran pemainnya ke dalam dunia maya dengan perantara kacamata khusus. Meski telah dirancang sesempurna mungkin, kecelakaan mulai terjadi. “Seorang” NPC (Non-Playable Character) misterius bernama Aura muncul, seorang pemain terjebak dalam permainan dan tidak bisa log-out.

Teknologinya: Imajinasi yang “wah” dari bentuk eksterm sebuah game.
3.

Anak Ajaib

Film asli Indonesia yang berkisah seorang ayah yang ditinggal oleh anak laki-lakinya yang meninggal dunia. Sang ayah pun berusaha “menghidupkan” kembali anaknya dengan menciptakan robot canggih dengan visualisasi almarhum anaknya. Berbagai kisah yang dilalui robot cerdas itu terekam dalam serial tv ini.

Teknologinya: Ya robot itu. Yang canggih itu. :)
Lirik :

1. SMS

Bang, SMS siapa ini bang

bang, isinya banyak sayang-sayang

dst.

Lagu beraliran dangdut ini secara terang-terangan menunjukkan betapa budaya ber-SMS telah begitu meresap pada kultur kita. Bercerita tentang sebuah perselingkuha yang terbongkar karena sebuah SMS.



2. Radio

Di radio aku dengar lagu kesayanganku



Lagu klasik tempo dulu yang sampai sekarang pun rasanya masih sering terdengar. Bercerita tentang masa ketika radio masih menjadi favorit sebagian besar penduduk Indonesia.

3. Supermassive Blackhole
4.

Glaciers melting in the dead of night
And the superstars sucked into the supermassive

Liriknya sendiri sudah cukup menggambarkan suasana sebuah “supermassive blackhole”

Buku:

1.

Digital Fortress

Berlatar belakang NSA dan superkomputernya. Bercerita tentang kejar-kejaran otak dalam usaha menyelamatkan data-data milik NSA serta mengungkap “mitos” algoritma anti brute-Force.

tugas kedua

Gw udah lumayan lama tertarik dengan remote control. Mengutip Spectrum, ini adalah satu dari beberapa benda yang begitu diciptakan membuat manusia berteriak,”Kenapa gak dari dulu sih mikir bikin ini?!”.

Kenyataannya, benda pertama yang menyerupai remote control, atau biasa disebut remote, baru muncul pada awal abad ke-20 dengan nama Method of an Apparatus for Controlling Mechanism of Moving Vehicle or Vehicles, yang dibuat untuk mengendalikan kapal dari jauh.

Remote untuk televisi sendiri baru diciptakan pada awal 1950-an. (bayangkan 20 tahun lebih manusia harus berjalan kaki untuk ganti channel :). Menyandang julukan “The Lazy Bones”, remote saat itu masih terhubung dengan televisi melalui kabel. Baru pada tahun 1955 diciptakanlah “Flashmatic” yang menembakkan sinar ke dalam sel fotoelektrik di televisi. Masalah mulai muncul karena televisi tidak bisa membedakan sinar yang berasal dari Flashmatic dan dari sumber lain. Belum lagi Flashmatic menuntut akurasi sempurna dari si pemegang alat. Generasi selanjutnya bernama “Zenith Space Command”. Walaupun sudah lebih sempurna dibandung pendahulunya, alat mekanis yang menggunakan gelombang ultrasonik ini pun masih mempunyai kekurangan. Suara dari alam sekitar kadang-kadang ditafsirkan televisi sebagai perintah. Bahkan pernah terjadi suara yang dihasilkan mainan xylophone dapat mengganti-ganti channel karena frekuensi yang sama.

Prototipe dari remote modern yang sanggup membahasakan beragam perintah mulai dibuat pada tahun 1977-1978. Para engineer BBC merancang remote yang dapat menampung bermacam-macam fungsi yang dibutuhkan televisi dengan fitur teletext. Salah satu perusahaan yang bekerja-sama dengan mereka adalah ITT yang kemudian memberikan namanya pada prototipe tersebut, protokol ITT untuk komunikasi infra merah. Alat inilah yang kelak menjadi cikal-bakal remote modern.

tugas pertama

Apa itu engineer? Apa itu teknologi? Apa bedanya dengan teknik?

Coba kita lihat teknologi. Teknologi menurut Webster adalah studi tentang seni industri, sains terapan, dll. Teknologi sebagai studi dikatakan berupaya mencapai tujuan universal semua disiplin ilmu yang ada: for a better life. Tujuan yang klasik, yang sebenarnya tidak terlalu menggambarkan apa itu teknologi. Mungkin bisa kita lihat dari produknya? Hampir semua yang bisa kita lihat kecuali tanah, daun, dan air adalah hasil teknologi. We live in a man-made world. Televisi, kompor gas, komputer, ponsel, mobil, rumah, sekolah, pesawat, nuklir, semua adalah keturunan langsung teknologi. Apa kehidupan kita lebih baik dari masa sebelum hal-hal itu tercipta? Pasti ada bagian dari hidup ini yang menjadi lebih baik, dan ada pula sebaliknya.

Teknologi telah berhasil “menggeser” mata air dari pegunungan ke kota dengan pipa, api dari sumber api abadi ke rumah-rumah dengan kompor gas, dan masih banyak lagi. Hal yang wah, yang dulu hanya angan-angan, yang kini digunakan untuk kehidupan yang lebih baik.

Masyarakat sekarang mempunyai rumah sakit canggih dengan fasilitas lengkap, tapi kenapa rata-rata angka harapan hidup sekarang terus menurun? (Beneran gw jg ga tau, klo ada yg tau tolong kasih tahu ok). Masyarakat sekarang sudah makmur dan teratur dengan baik, tapi orang-orang antisosial dan individualis makin banyak bermunculan. Dan apakah juga baik bila kehidupan yang serba modern, mudah, dan teratur ini lalu membunuh naluri para naturalis, naluri berjuang? Orang-orang yang terkekang dengan modern society yang menuntut keseragaman berpikir, berpenampilan, bertindak? Karena semua ini tak lepas dari “sponsor” kita, teknologi.

Bagaimana dengan teknik? Teknik sendiri, menurut definisi pribadi, adalah cara-cara untuk “menciptakan” teknologi. Jalan menuju teknologi, yang akhirnya menjadi teknologi. Sekarang sudah banyak sekali cabang-cabang teknik ini. Semua dengan jalurnya masing-masing untuk terus berusaha memperbaiki dunia. Semua punya angan-angan dunia ideal masing-masing, lagi-lagi untuk hidup yang lebih baik. Sehingga gw sampai pada satu pemikiran, teknologi dan teknik hanyalah benda mati, yang menghidupkan adalah engineer.

You are what you think you are. Sebelum menjadi engineer, seseorang harus tahu apa itu engineer, atau lebih jelasnya lagi ingin menjadi engineer seperti apa dia?
Engineer adalah perekayasa. Kata ini mungkin terdengar wah, walau pada praktiknya kita semua adalah engineer. Karena menginginkan hidup yang lebih baik, kita merekayasa. Kita mereka-reka hubungan timbal-balik, sistem, lingkungan, sampai pada tahap saling menguntungkan dan saling percaya.

Dihitung-hitung, kira-kira enam kali tujuan teknologi disebut-sebut: for a better life. Mungkinkah memang ini tujuan sebenarnya para engineer? :)

Jadi, apa itu engineer? Teknologi? Teknik? :)